Sejarah PPs "Betako" Merpati Putih

 

Memasuki dasawarsa 1960-an, mungkin tak ada seni beladiri yang begitu pupuler di Indonesia selain karate. Sejak masuknya ke Indonesia, karate langsung diminati oleh anak-anak muda. Yang lebih menjadikan karate lebih diminati adalah karena seni bela diri ini dibawa ke Indonesia oleh para mahasiswa yang belajar diluar negeri khususnya Jepang, sehingga gengsinya melebihi cabang bela diri lain yang sudah banyak dikenal.

Latihan - latihan karate yang penuh semangat kependekaran disertai sumpah karate yang diucapkan secara gagah membuat kalangan muda langsung tertarik.Bahkan semangat Bushido yang diagungkan di Jepang pun dipompakan setiap dada anak-anak muda di Indonesia.Peragaanpun digelar hampir disetiap kampus universitas. Gerakan-gerakan mantap, pukulan dan tendangan yang penuh tenaga mengundang kekaguman bagi yang melihatnya.Apalagi disertai dengan teriakan ciiiaaaattt!!! maka setumpuk batu batapun hancur berkeping.

Keadaan seperti ini membuat seorang lelaki berumur sekitar 45 tahun terusik. Siapakan dia? Ia adalah Saring Hadipoernomo, seorang pendekar silat di Yogyakarta, yang merupakan pewaris silat keluarga keraton Mataram dari dinasti Amangkurat di Kartosuro. Ia memiliki jurus-jurus handal yang tak kalah dengan kehebatan bela diri dari negeri matahari terbit itu.Selama ini memang hanya kepada anak anaknyalah Bapak Saring mengajarkan ilmu silat. Tetapi dengan masuknya karate Bapak Saring mulai berpikir. Perlukah ilmu keluarga ini dipertahankan sebagai milik keluarga Saring yang memiliki 13 anak ini ????

Akhirnya, dengan pertimbangan yang cukup masak, Bapak Saring berpendapat bahwa ilmu pencak silatnya memang harus tetap dipertahankan sebagai ilmu keluarga. Hanya pengertian keluarga disini menjadi diperluas. Jadi dari silat untuk keluarga terbatas, Bapak Saring menjadikannya untuk keluarga bangsa Indonesia.

Ini bukan sekedar bersombong tetapi memang sebenarnya. Karena sampai saat ini, Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong (PPs "Betako") Merpati Putih tidak mengajarkan ilmunya kepada bangsa lain kecuali bangsa Indonesia.
Tetapi dengan berkembangnya globalisasi mau tidak mau Merpati Putih akhirnya mengembangkan sayapnya sampai diberbagai negara.
Proteksi untuk keilmuan Merpati Putih masih tetap dilakukan, karena sampai saat ini di negara - negara lain tersebut hanya sampai tingkat - tingkat tertentu saja, tetapi hal ini sudah dapat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai budaya dan beladiri asli yang cukup tinggi dan tidak kalah dengan negara lain.

Dalam perjalanan pengembangannya ternyata Merpati Putih tak kalah banyak peminatnya dibanding dengan cabang beladiri lain. Kehebatan Merpati Putih dalam"menyaingi" karate, terutama dalam kemampuannya untuk menghancurkan benda-benda keras serta sebagai pengobatan alternatif membangkitkan banyak minat orang untuk mempelajarinya. saat ini telah lebih dari 89.000 anggota yang tercatat sebagai anggota yang tersebar diseluruh penjuru dunia.
Selain itu ada 23 Batalyon dari berbagai kesatuan TNI dan Polri turut berlatih bela diri ini.

Links ke Merpati Putih Lain :

 

Persik FC Kediri

 

Nuplex

 

 

counter x

 

 

 

e-mail gratis :
nama@merpatiputih.zzn.com

Get free web-based email !

 

 

Subscribe to merpatiputih



Powered by
groups.yahoo.com

 

 

©2006 All Rights Reserved
by palax. com